Nggak semua anak kos sadar, tapi kamar sekecil 2×3 meter itu bisa jadi tempat yang bener-bener nolongin lo pas lagi overstimulated. Lo tau kan rasanya? Pas semuanya berisik, pikiran mumet, notifikasi HP nggak berhenti, tugas numpuk, suara motor dari luar, dan lo cuma pengen… diem.
Overstimulated itu bukan lebay. Itu real. Dan buat lo yang tinggal sendiri di kamar kos, penting banget punya “ruang aman” — bukan dalam arti fisik doang, tapi juga secara mental.
Ruang aman itu semacam mode darurat: tempat di mana lo bisa tarik napas, re-group, dan ngerasa punya kendali lagi. Dan lo bisa bikin itu di kamar lo sendiri. Bahkan di tengah chaos sekalipun.
Berikut beberapa mini ritual yang bisa bantu lo bangun ‘ruang aman’ lo sendiri di kamar kos:
1. Matikan Semua Notifikasi Selama 30 Menit
Mode pesawat, silent, atau minimal matiin notif dari medsos. Biar lo nggak kebanjiran stimulus baru. Dunia bisa nunggu, tapi mental lo nggak bisa terus dipaksa.
2. Redupkan Lampu dan Ganti ke Pencahayaan Warm
Kalau punya lampu kecil warna kuning, nyalain itu aja. Cahaya hangat bantu otak masuk mode tenang. Kalau nggak ada, matiin lampu utama dan buka jendela dikit aja.
3. Aromaterapi atau Wangi-Wangian Favorit
Nggak punya diffuser? Pakai balsem, parfum lama, atau body lotion yang wanginya familiar. Hirup pelan-pelan. Ingat rasa aman dari wangi-wangi yang lo suka.
4. Duduk di Spot yang Bikin Lo Ngerasa ‘Dipeluk’
Bisa pojokan kasur, pojokan lantai deket colokan, atau deket rak buku. Duduk di situ, tarik napas 3 kali. Nggak usah mikir apa-apa. Cuma diem.
5. Mainin Tekstur Favorit Lo
Genggam bantal, karpet bulu, selimut, atau bahkan hoodie. Rasain teksturnya. Fokus ke sentuhan. Itu grounding.
6. Dengerin Suara yang Netral
Bisa white noise, suara kipas, hujan, atau playlist instrumental. Pilih yang nggak ada lirik biar lo nggak ikut mikir. Biarkan otak lo beristirahat.
7. Kasih Diri Lo Kalimat Aman
Ucapin pelan, “Gue aman sekarang.” Atau “Nggak apa-apa ngerasa overwhelmed.” Kalimat kayak gini itu semacam pelukan buat diri sendiri.
Di ANF Guest, suasana kamarnya cukup tenang buat lo lakuin semua ini. Kalau lo tinggal di sana, manfaatin pencahayaan alami siang hari, spot deket jendela, dan suasana yang nggak terlalu crowded buat bikin momen ‘escape’ kecil di tengah padatnya Jakarta.
Punya ruang aman bukan soal mewah. Tapi soal punya titik kecil di tengah chaos yang bisa nolongin lo buat nggak tumbang.
Dan itu cukup kok. Asal lo punya tempat buat tarik napas dan bilang, “Gue lagi capek, dan itu valid.”
Karena dunia nggak akan berhenti. Tapi lo boleh berhenti sebentar.
